Kalau ingin menanam pakan untuk ternak kambing, rumput odot merupakan pilihan yang sangat tepat.

Kambing dikenal sebagai hewan ternak yang makannya milih – milih. Atau biasanya dikenal dengan istilah meramban

Oleh karena itu tidak semua jenis rumput akan disukai oleh kambing. Misalnya, rumput raja dan rumput gajah.

Berbeda dengan sapi yang sangat menyukai rumput gajah dan rumput raja. Kalau rumput gajah dan rumput raja sapi saja mau, maka odot pasti juga mau.

Berbeda halnya dengan rumput odot. Rumput ini sudah banyak ditanam dan dibudidayakan oleh peternak kambing.

Odot dikenal mempunyai palatabilitas yang cukup baik untuk digunakan sebagai pakan kambing atau pakan domba.

Hal ini karena rumput ini memiliki tekstur yang lebih lunak daripada rumput gajah dan rumput raja.

Selain itu, rumput odot tidak berbulu seperti yang terdapat pada rumput gajah dan rumput raja.

Tapi, bagaimanakah kualitas rumput ini untuk digunakan sebagai pakan kambing?

Kami akan mengulas satu per satu tentang rumput odot yang satu ini.

Yuk, mari kita mulai.

Produktifitas rumput odot

Rumput odot ini nama lainnya dalam bahasa Indonesia adalah rumput gajah kerdil. Akan tetapi di kalangan para peternak kambing dan domba lebih dikenal sebagai odot.

Sesuai dengan namanya, rumput gajah kerdil, produktifitas hijauan dari rumput ini tidak sebanyak rumput gajah.

Meskipun demikian, produktifitas dari rumput ini dapat dimaksimalkan dengan mengoptimalkan jumlah anakan rumput odot di setiap rumpunnya.

Supaya bisa maksimal, maka ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Karena faktor tersebut nantinya akan mempengaruhi baik dan tidaknya produksi hijauan dari odot ini.

Faktor tersebut meliputi kebutuhan air, banyaknya naungan, pemupukan, kesuburan tanah, pemangkasan dan jarak tanam.

Rumput gajah mini ini sangat responsif terhadap jumlah air dan pemupukan. Maksudnya, tinggi rumput , lebar daun dan hasil hijauannya bisa sangat berbeda antara rumput yang dipupuk dan yang tidak.

Produksi rumput odot bisa menghasilkan hijauan sebanyak 24,22 ton/ha/tahun dalam berat kering. Ini tanpa diberi pupuk. Dan yang perlu diperhatikan itu dalam berat kering.

Untuk mendapatkan angka dalam berat segar, tinggal dikalikan saja dengan 100 kemudian dibagi 13,55. Hasilnya adalah 178,4 ton/hektar/tahun dalam bentuk rumput segar.

Dengan tambahan pupuk NPK sebanyak 2 – 3 karung/ha/tahun, produksi rumput odot bisa sebanyak 47,16 ton/ha/tahun. Produksinya bisa hampir 2 kali lipatnya.

Semua jumlah produksi hijauan odot di atas kalau panennya pada usia 2 bulan. Seandainya dipanen lebih awal, tentu produksinya lebih sedikit.

Kita akan melihat lebih dalam lagi mengenai faktor – faktor tersebut. Meskipun tidak banyak, beruntung sudah ada sebuah penelitian tentang produktifitas rumput ini.

Rumput odot vs rumput gajah

Jika dibandingkan rumput gajah, odot memiliki keunggulan tersendiri.

Kelebihan dari rumput odot adalah:


  1. Pertumbuhan lebih cepat.
  2. Produksi hijauan lebih banyak.
  3. Jumlah daun lebih banyak. Perbandingan atau rasio antara batang dan daun adalah 1 : 2. Misalkan bobot batang berjumlah 5 kg, maka daunnya sebanyak 10 kg.
  4. Bulu halus.
  5. Daun dan batang lunak.
  6. Lebih disukai ternak.
  7. Pertumbuhan setelah pemotongan lebih baik. Jumlah anakan yang dihasilkan lebih banyak.
  8. Kandungan protein lebih tinggi dari rumput gajah dengan serat kasar yang lebih kecil.
  9. Nutrisi yang bisa dicerna oleh ternak lebih tinggi.
  10. Tetap disukai ternak meskipun diberikan dalam bentuk kering.
  11. Untuk perbandingan kandungan nutrisi, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

0Komentar

Sebelumnya Ini adalah postingan terakhir