Budidaya atau cara menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah. Sistem penanaman ini menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripad budidaya dengan tanah.
Cara Penanaman Sistem Hidroponik
Adapaun cara menanam sistem
hidroponik, antara lain sebagai berikut :
Pertama: Proses pembibitan
Dalam proses pembibitan menggunakan
bibit hibrida sangat disarankan agar mutu sayur dan buah yang dihasilkan cukup
optimal.
Kedua: Proses penyemaian
Proses penyemeaian system hidroponik
bisa menggunakan bak dari kayu atau plastik. Bak tersebut berisi campuran pasir
yang sudah diayak halus, sekam bakar, kompos, dan pupuk kandang dengn
perbandingan 1:1:1:1.
Semua bahan tersebut dicampur rata dan
dimasukkan ke dalam bak dengan ketinggian sekitar 7 cm. masukkan biji tanaman
dengan jarak 1 x 1,5 cm. Tutup kain/karung/tisu yang telah dibasahi agar
kondisi tetap lembab. Lakukanlah penyiraman hanya pad saat media tanam mulai
kelihatan kering. Setelah biji berubah menjadi kecambah maka bukalah
penutupnya. Pindahkan ke tempat penanaman yang lebih besar bila pada bibit
telah tumbuh minimal 2 lembar daun.
Ketiga: Proses persiapan media tanam
Media tanam hidroponik syaratnya
adalah mampu menyerap dan menghantarkan listrik, tidak mudah busuk, tidak
mempengaruhi Ph, steril, dan lain-lain. Media tanam yang bisa digunakan dapat
berupa sabut kelapa, gambut, sekam bakar, rockwool (serabut bebatuan).
Setelah itu isi kantung plastik/polybag
dengan media tanam yang sudah disiapkan. Bercocok tanam secara hidroponik
mutlak membutuhkan green house yang
digunakan untuk menyimpan tanaman pada saat tahap persemaian ataupun pada saat
sudah dipindahkan ke media tanam yang lebig besar. Pembuatan green house bisa dibuat dari rangka
besi, rangka bambu, atau rangka kayu.
Keempat: Proses pemupukan
Media tanam pada sistem hidroponik
hanya berfungsi sebagai pegangan akar dan perantara larutan nutrisi. Sehingga
untuk mencukupi kebutuhan unsur hara makro dan mikro perlu pemupukan dalam
bentuk larutan yang disiramkan ke media tanam. Kebutuhan pupuk pada sistem
hidroponik sama dengan kebutuhan pupuk pada penanaman sistem konvensional.
Kelima: Proses perawatan tanaman
Sistem hidroponik perawatannya tidak
berbeda jauh dengan perawatan pada penanaman sistem konvensioal seperti
pemangkasan, pembersihan gulma, dan penyemprotan pupuk daun.
Teknik Hidroponik
Ada beberapa teknik penanaman
hidroponik, antara lain :
Hidroponik Sistem Nutrient Film Technique (NFT)
Sistem NFT yang paling terkenal dalam
istilah hidroponik. Konsep dari sistem ini adalah menempatkan tumbuhan dalam
satu wadah atau tabung dimana akarnya dibiarkan menggantung cairan zat makanan.
Sistem NFT bisa terus mengalirkan zat makanan yang terlarut dalam air maka
tidak mengutamakan timer untuk pompanya.
Kelebihan sistem NFT, antara lain:
- Sangat cocok untuk tanaman yang membutuhkan banyak air
- Pengontrolan nutrisi jadi lebih mudah karena ditempatkan dalam satu tempat
- Aliran air selalu stabil
- Masa tanam lebih cepat tumbuh
Kekurangan sistem NFT, antara lain:
- Sangat bergantung pada aliran listrik
- Sangat rentan penyakit
- Dibutuhkan ilmu yang cukup dan ketelitian ekstra
- Perlengkapan yang dibutuhkan tergolong sangat mahal
Hidroponik Sistem Aeroponik
Aeropik berasal dari dua kata yaitu
aero berarti udara dan phonic yang berarti cara budidaya. Sehingga dapat
diartikan bahwa sistem aeropik adalah sistem budidaya tanaman yang menggunakan
air dan udara.
Pada sistem aeroponik, tanaman
diletakkan pada posisi yang tinggi, hingga akar tanaman terlihat menggantung. Prinsip
kerja sistem ini adalah dengan memberikan air dan nutrisi pada tanaman
menggunakan sistem penguapan atau kabut.
Pengkabutan berasal dari sebuah pompa
air yang diletakkan di bak penampungan dan disemprotkan dengan menggunakan
nozzle. Sehingga nutrisi yang diberikan akan lebih mudah diserap oleh akar
tanaman yang menggantung.
Kelebihan sistem aeroponik, antara
lain :
- Penyebaran penyakit akan lebih sedikit
- Tanaman akan mengandung gizi yang jauh lebih banyak
- Tidak membutuhkan area tanaman yang luas
- Nutrisi mengandung oksigen lebih banyak
Kekurangan sistem aeroponik, antar
lain:
- Membutuhkan biaya yang cukup tinggi
- Membutuhkan pengetahuan yang luas karena sistem aeroponik rumit
- Membutuhkan listrik saat menyemprotkan nutrisi
- Alat penyemprot nutrisi (sprinkler) cukup sulit didapatkan
Hidroponik Sistem Drip
Sistem drip merupakan sistem
hidroponik yang banyak diaplikasikan di rumah-rumah. Cara kerja sistem drip
terbilang sederhana karena tidak membutuhkan begitu banyak perlengkapan serta lebih
multifungsi dan efektif. Sistem drip menggunakan sistem aerasi untuk mengalirkan
air yang sebelumnya sudah diberikan nutrisi seperti pupuk dan penyubur tanaman.
Kemudian akan diteteskan pada akar dan
batang tanaman secara berkala dengan tujuan agar lembab dan basah. Sistem drip
memungkinkan untuk menanam tanaman yang berukuran besar karena tidak memerlukan
banyak tempat untuk mengaliri air pada bagian bawah dari wadahnya. Sistem drip
memakai timer mengontrol pompa, sehingga pada ketikan pompa yang dihidupkan,
pompa dapat meneteskan zat makanan ke masing-masing tanaman.
Hidroponik Sistem Wick
Hidroponik sistem wick merupakan
salah satu metode hidroponik yang paling mudhah dan sederhana untuk dilakukan. Dalam
sistem wick, tanaman akan ditempatkan pada sebuah wadah yang diletakkan tepat
pada sebuah tempat penyimpanan air.
Wadah penyimpanan ai tersebut
sebelumnya suda diberikan larutan nutrisi seperti pupuk dan penyubur tanaman. Sistem
ni isa dibuat dengan mudah hanya dengan menggunakan tali atau kain wol dan
wadah yang terbuat dari plastik.
Hidroponik sistem wick ini paling
biasa dan tekenal oleh sebagian pemula karena sistem yang bisa dibilang paling
sederhana sehingga cocok untuk pemula yang ingin bercocok tanam. Sistem wick
memerlukan media tanam seperti arang, sekam, kerikil, serabut kelapa, dan media
penompang selain tanah.
Kelebihan sistem wick, antara lain:
- Mudah untuk dipindahkan ke tempat manapun
- Tidak membutuhkan listrik
- Bentuknya sangat sederhana
- Bahan yang digunakan tergolong murah
Kekurangan sistem wick, antara lain:
- Sumbu kapiler terbatas dalam penyaluran nutrisi
- Tidak bisa menanam terlalu banyak air karena akan sulit untuk mengontrol pH
Hidroponik Sistem Deep Water Culture
Sistem Deep Water Culture merupakan
salah satuteknik hidroponik yan paling sederhana dan paling populer digunakan
oleh banyak orang. Banyak yang beranggapan bahwa teknik ini yang paling tidak
repot untuk dilakukan.
Akar dari tanaman yang akan ditanam
berada di bawah permukaan air sehingga akan membutuhkan sistem aerasi yang
benar agar tanaman bisa tumbuh secara normal dan cepat. Memasang sistem aerasi
pada dasar wadah dan mengalirkan udara dari mesin oksigen dengan menggunakan
selang karet yang sudah dilubangi agar oksigen bisa terbagi secara merata pada
seluruh tanaman.
Hidroponik Sistem EBB dan Flow
Sistem EBB dan Flow merupakan sistem
yang memberikan air serta oksigen kepada tanaman melalui pemompaan bak
penampung yang nantnya akan membasahi aka rata disebut pasang. Kemudian selanjutnya
nutrisi kembali ke bak penampungan, yang disebut surut. Siklus ini pasang surut
yang dapat diatur sesuai kebutuhan.
Konsep sistem ini dengan memasukkan
pompa ke dalam cairan nutrisi. selanjutnya akan ada penada waktu yang dapat
diatur dan akan mempengaruhi pasang surut airnya. Karena ini akan mempengaruhi
pemompaan air dan nutrisi atau berpengaruh pada pasang surut air.
Kelebihan sistem EBB dan Flow, antara
lain:
- Persediaan oksiden akan lebih banyak dan lebih baik
- Sangat mudah dirawat dan dipantau
Kekurangan sistem EBB dan Flow,
antara lain:
- Kualitas tanaman bisa berkurang setelah dipompa berkali-kali
- Bergantung pada aliran listrik
Itulah informasi dari kami tentang cara dan
teknik penanaman hidroponik. Terimakasih kepada para pembaca. Semoga
mendapatkan sedikit pengetahuan dan wawasan dari kami.
Apakah Anda ingin menanam tanaman dengan
sistem hidroponik ?
Kami disini menyediakan paket instalasi
hidropinik untuk Anda. Untuk pemesanan paket instalasi hidroponik silahkan
kunjungi https://indosuplai.com/jual-paket-instalasi-hidroponik/
Posting Komentar